Posts

Showing posts from September, 2017

Fragmen #19 Mungkin ini Kredo

Semacam Kredo Ketundukan pada Kosmos Oleh: Raja Cahaya Islam Sampai kapan aku mesti menjadi S isipus? Hidup dalam kesia-siaan, Hidup dalam lautan absurd, Tak ada yang lain kecuali keputusasaan, Apakah aku harus mencongkel mataku laiknya Oedipus? Sehingga seluruh drama kenistaan ini usai? Apakah aku perlu disalib? Sehingga seluruh dosaku berhenti mengalir? Ampunilah aku dunia, Alam rayaku, Sayangku, Wanitaku, Kurang hinakah aku di hadapanmu? Kurang melaratkah aku di matamu? Kurang payahkah aku di bawah kakimu? Kurang apa lagi?! 3 September 2017

Fragmen #18 Secercah Puisi

Kidung Realisme Oleh: Raja Cahaya I Langit tak mungkin ada tanpa bumi, Sebagaimana realitas tak mungkin ada tanpa pikiran, Begitulah kidung sang idealis, Semacam reduksionisme, Semacam korelat-korelat yang menyelubung Apakah semesta ini telanjang, Apakah semesta ini laki-laki, Lugas, rasional, kaku, Namun juga ringkih Oh, alam ini adalah wanita, Ia tak mau disibak, Tak mau ditebak, Tak mau dilabrak, Ia misterius Wahai sang Misteri tolong tunjukan dagingmu, Tunjukanlah kepadaku tulangmu, Tunjukanlah kepadaku sumsummu, Tunjukanlah semuanya sebelum aku meluluh lantahkanmu, Semesta raya kau selalu menipuku, Kau hanya memberi ilusi yang menyebabkan paranoia akut, Apakah kau tidak kasihan kepasaku, Apakah aku mesti menjadi budakmu? 3 September 2017

Fragmen #17 Mengejar Layla Bagian I

Aku mencoba mendekatimu Layla, dimulai pada hari minggu. Awal pembicaraan yang diusung terkait dengan kepentingan lain, selain kepentinganku mendekatimu. Padahal, sedari awal aku memang berniat mendekatimu, tak lebih dari itu. Jujur, waktu itu aku begitu kalap, oleh kesedihan yang luar biasa, aku baru saja terbunuh oleh ketaksetiaan. Bagaikan orang linglung, aku tak tahu arah. Bahkan, aku sempat berpikir apakah Laylaku tak pernah ada di dunia ini? Apakah Laylaku hanyalah fantasi atau aku justru sedang mengidap paranoia akut? Aku kebingungan, benar-benar bingung! Sampai akhirnya radarku membawaku kepadamu. Pada hari itu, aku melihat gambarmu, setelah itu aku bertanya: "Apakah kau Laylaku?". Aku termenung lama setelah melihatmu. Bahkan menimbang ribuan kali. Karena aku khawatir, aku akan terjebak dalam fantasma yang sama, yang sebelumnya/dahulu aku terjebak di dalamnya. Ketertipuan yang membinasahkan.  Entah mengapa, tiba-tiba saja--semacam terjadi ketersingkapan--aku men...

Fragmen #16 Mereka yang tak Paham Layla Majnun

Kisah Layla Majnun, kisah cinta sejati yang tak akan pernah sirna oleh waktu. Aku benar-benar terkesan dengan cerita itu. Kisah dua insan yang menjalin asmara, namun terpisahkan. Mereka setia satu sama lain. Entah kenapa, aku tergila-gila dengan cerita itu. Bahkan, aku sangat ingin mengalami cinta yang dialami tokoh cerita tersebut. Ya meskipun aku juga tak ingin mengalami persis, apa yang mereka alami (dipisahkan, tak disetujui, terhinakan). Di sini aku akan berbagi cerita, semacam monolog dengan Laylaku, yang entah di mana. *** Layla, aku berharap menemukan sosokmu di duniaku, perempuan cantik yang mampu mencinta dengan teguh. Perempuan berpipi merah, yang menyerahkan jiwa raganya kepada cinta. Rambut indahmu, mencerminkan cintamu: terurai panjang, seakan tak mengenal batas, terus memanjang dari waktu ke waktu, terus menerabas segala horizon yang mengerangkeng. Layla, cintamu kepada Majnun, tak akan pernah luruh, meskipun raga tak menyetujui, walaupun sang jarak selalu mencemburui...

Fragmen #15 Semacam Kekaguman

Permata yang tak pernah dimiliki Oleh: Raja Cahaya Islam Aku tenggelam dalam badai abyssal, Diterjang khaotisme angkuh, Yang tak kenal ampun terhadap kegetiran, Bencana yang tak dinyana hinggap, Tanpa basa-basi tanpa interupsi Keluguanku tak diacuhkan semesta, Malah diludahi kehinaan yang membakar, Bercampur kemurtadan kosmis, Yang tak mengenal personalitas, Akulah sang unta yang terlunta-lunta Harapan dan kekecewaan adalah engkau, Yang tak jelas sekaligus yang jelas, Yang indah sekaligus yang buruk, Kau adalah ketersingkapan yang tersembunyi, Dibalik jeruji kebebasan Apakah aku dapat meraihmu sayangku, Maukah kau jatuh ke dalam rahim kejantananku, Ke dalam kehampaan yang ramai, Kasihku betapa mesteriusnya engkau, Tapi kau juga mudah dikenal Tahanlah aku sayangku, Untuk tidak terlalu menghasratimu, Karena aku juga ingin menghasratimu, Kau laiknya res cogitan dalam orbit kesadaran, Atau mungkin forma yang berpisah dari materi Aku tak pernah mengerti, Mungkin...