Posts

Showing posts from March, 2018

Agent of chance yang change

Oleh: Raja Cahaya Malam itu, Matahari sedang gelap Cahayanya tak lagi merah Tapi berwarna hitam Tercampur warna hijau hitam, kuning biru, merah hitam, hitam putih Di bawah matahari itu, terdapat manusia pecinta sloga penyetop angkot Mereka sedang protes Mereka sedang melawan Mereka membawa poster dan atribut pemberontakan "Gravitasi seharusnya tak menarik benda ke bawah, tapi ke atas!" Teriak mereka "Tolak makan dengan tangan kanan" "Tolak pembedaan jender dalam toilet" Itulah tuntutan revolusioner mereka Setelah mereka protes, mereka diciduk Presiden "Kenapa harus aparat?" Tanya Presiden. "Kita harus dekat dengan rakyat, maka akulah yang mesti turun tangan" Para demonstran pun ditangkap, Lalu mereka dihukum Mereka diikat dan dipukuli dengan bulu Mereka dihukum untuk makan makanan siap saji yang enak dan mewah Mereka dicekoki anggur Mereka dipaksa menginap di hotel "Dasar aparat anjing" teriak mereka di s...

Penyelamatku

Oleh: Raja Cahaya Aku merapuh di sudut ruang gelap terduduk meratapi bangkai yang membusuk belatung-belatung merayap di kaki ku bau busuk menyelusup paru-paruku tiba-tiba pintu terketuk aku menyaut, "siapakah di sana?" pintu terketuk lagi hingga jutaan ketukan "aku sang pembawa pesan" jawabnya suara itu begitu lembut bagaikan gemerincing wahyu Jibril "aku tak mengenal seorang pun" jawabku, menegaskan bahwa takkan ada yang sudi mengirimiku pesan "aku membawa pesan" suara itu mengulangi suara ketukan terdengar lagi kini ribuan kali "aku bilang tak kenal seorang pun!" aku menyalak "aku membawa pesan" ulang suara itu suara ketukan terdengar lagi kini ratusan kali dan kini aku membukakan pintu angin menyeruak masuk cahaya matahari menerobos tulang-tulangku ternyata kau membawa ucap "Halo, selamat pagi" aku pun tersungkur menangis laiknya anak kecil "kau kenapa?" tanyamu sambil tersen...

Nyanyianmu

Oleh: Raja Cahaya Kau melantunkan lagu malam itu Bulan terpejam Gemintang memangku dagu mendengarkan Bumi pun berputar pelan Nyanyian merdumu merecah setiap nafas melunasi palung sunyi mengalun liturgi hujan Kau bernyanyi untuk gurun untuk mayat-mayat yang terluka batinnya untuk aspal kering untuk Lahar kesunyian Kepalaku rebah di bahumu mendengarkan sambil memejamkan mata Telingaku tiba-tiba mengeluarkan darah mata ku bernanah Aku terbangun menatapmu dengan lekat Mulutmu masih bernyanyi Lalu, kau hilang 28 Februari 2018

Hidangan Lezat

Oleh: Raja Cahaya Kau sedang makan tulang di meja bundar itu Di temani anjing-anjing lapar yang menjulurkan lidah Tiba-tiba kau bertanya "Kau mau?" ucapmu menawari Aku menggeleng Kau makan dengan lahap Begitu lapar dan rakus Anjing-anjing itu melongo melihatmu Lalu kau bertanya lagi, "Kau yakin?" Lalu aku mengambil garpu, yang tergeletak di hadapan mu Mengangkatnya Kemudian menusuk matamu dengan itu "Kalau kau tak mau, biar aku habiskan" ucapmu dengan tenang Matamu mengucurkan darah anjing-anjing itu menjilati tetesan darah itu "Habiskan saja" tandasku 3 Maret 2018

Nyanyian Eden

Oleh: Raja Cahaya Hawa berjalan menyusuri sungai abadi Menyibak rimba rawa nafas-nafas Membuat rekah setiap pikiran Menutur gumam menjadi percikan kabut Hawa melantunkan senandung duka Lantunan itu adalah nyanyian Eden, Penyayat kelambu cahaya Penarik tirai kekosongan 2-3 Maret 2018

4 Maret 2018

4 Maret 2018 Hari ini, di Minggu yang memelas, aku mendengar kabar bahwa salah satu organisasi yang ada di Universitasku, akan mengadakan sebuah acara. Acara itu dinamai acara recital. Aku sebenarnya belum pernah menghadiri acara ini, yang katanya acara ini digelar setiap tahun sekali, ya semacam aku tak pernah menggaruk kepalaku dengan kakiku sendiri, aku belum pernah melakukannya! Namun, hari itu aku tahu, tapi info itu bukan turun laiknya Ilham yang hadir, karena aku akui sendiri aku bukanlah orang saleh—coba sebutkan, apakah ada orang soleh yang menggemari JKT48 dan film Dilan? Coba cari saja di laman pencarian google, pasti google tak tahu. Info itu dibisikkan oleh kawanku, yang kebetulan hari itu sedang bersamaku di secretariat, yang biasanya aku tinggali seharian, seusai menyelesaikan acara diskusi. “Kau tahu, organisasi itu akan menggelar acara recital” bisik kawanku, dengan wajah kusut yang tak karuan, laiknya cucian baju yang tak dicuci selama seminggu. “Benarkah?” T...