Posts

Showing posts from October, 2018

Jadi Apa Itu Cinta? Tentang Mencari Cinta Spiritual (Refleksi Pertemuan Terakhir di kelas Filsafat Cinta) [1]

Oleh: Raja Cahaya Akhirnya kita berlabuh di cinta spiritual, sebagai ujung pencarian kita sekaligus sebagai tujuan akhir dari ziarah pengembaraan kita, di gurun pasir keremang-remangan akan makna cinta. Dengan titik ini kita pun wajib untuk menanggalkan satu-persatu tiap hiasan-hiasan yang berkaitan dengan ‘keakuan’. Kehadiran ego itu sebenarnya sedikit mengancam eksistensi cinta spiritual. Sehingga kita harus pasrah di hadapan cinta spiritual yang agung itu. Keagungan cinta itu dicirikan oleh sisi misterius dari cinta. Namun tentang mengapa kita harus meleburkan ego terlebih dahulu, saya perlu menjelaskan beberapa hal. ”Semakin cinta dijelaskan, itu bukanlah cinta” kurang lebih itulah ungakapan Bang Al di pertemuan terakhir, ungkapan itu cukup senada dengan syair Rumi yang terkenal itu. Dalam pertimbangan lain, kita bisa mengatakan dengan nada yang sama, bahwa semakin kita menjerat cinta dengan jaring-jaring kuriositas kita tentangnya, ia semakin licin, ia semakin menggelia...

Gumpalan Review Kedua: Cinta Mau Dibawa Kemana?[1]

Oleh: Raja Cahaya Setiap orang mungkin pernah merasakan cinta, karena hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat manusiawi. Meskipun tentu saja kadar kualitas cinta pun berbeda-beda, seturut perjalanan hidup seseorang. Kualitas itu ditentukan oleh pengalaman, sehingga sangat masuk akal jika kita menyebutkan bahwa anak kecil dan orang dewasa memiliki bentuk cinta yang sangat berbeda. Seorang anak tentu belum begitu paham apa yang disebut dengan cinta spiritual, karena dunianya pun masih terbatas di lingkup material. Ia hanya mengenal cinta, sejauh ia fisikal saja. Lama kelamaan, seturut perkembangan tubuh dan juga pengalaman, akhirnya horizon pengetahuan si anak kecil pun berkembang, dari taraf fisikal yang sederhana, menuju taraf abstrak, yakni ketika ia dewasa. Pengalaman pun tentu meluas, ia mulai merambah ranah non-fisikal. Di mana si orang ini mulai tersibak wawasannya, hingga ia bisa 'menatap' dan merasakan kehadiran yang-non-fisikal. Cinta pun tak terbatas pa...

Review Pertemuan Pertama: Cinta yang Menaik dan Cinta yang Mandeg[1]

Oleh: Raja Cahaya Ada suatu hal yang paling menarik di dalam diri manusia, salah satunya adalah aktifitasnya dalam merenungi kehidupan. Salah satu akses manusia untuk bercumbu dengan realitas ialah aktifitas berpikirnya. Dengan berpikir, ia mencoba menyibak segala tirai yang menyelubungi realitas. Pikiran itu bak tangan seseorang yang menggeser tirai di jendela. Namun, pertanyaan yang muncul ialah, apakah pikiran itu benar-benar mampu menembus tirai realitas? Jangan-jangan pikiran itu bukannya membuka tirai, tapi malah sebaliknya, malah menutup realitas, malah menambah tirai, sehingga kita tak pernah bisa menyentuh inti realitas.  Sebenarnya, ada suatu hal yang melandasi aktifitas berpikir kita, hal tersebut adalah aktifitas penafsiran. Meskipun memang betul, aktifitas penafsiran itu beriringan dengan aktifitas berpikir, hanya saja persoalannya tak sesederhana itu. Terdapat kompleksitas tersendiri di dalamnya. Rupanya—jika kita mencoba menghadirkan perspektif hermeneutik...

Kau dan Tasbih

Oleh: Raja Cahaya Kuikat ingatanmu menjadi tasbih Agar kau bisa aku rapal setiap malam Kelak rapalan itu akan membentuk senandung Yang membuat malaikat Israfil malu Sampai ia menjatuhkan Sasangkala Hingga berdebam di atas kaca bening tanpa debu 2 September 2018

Kepak yang Terkulai

Oleh: Raja Cahaya Aku menemukan sehelai sayap burung Lalu kucoba endus Kutemukan harum oasis Yang tak pernah aku nyana 2 September 2018

Titik dalam Bening

Oleh: Raja Cahaya Oase terhampar di atas tumpukan tinta Membuat suasana menjadi imaji, Kunang-kunang bergerombol mengitari pantulan sinar malam Tanpa maksud meredupkan gelap Kini airlah yang memantulkan cahaya Bukan sebaliknya Kristal lentur itu memutuskan menjelma kesyahduan Mungkin, dalam ikrar Atau perpisahan Cahaya cemburu pada pantulan Hingga ia mewujud nafas Yang merengkuh bayang Dalam memori sang peziarah, Pencari kekosongan 2 September 2018

Kesendirian

Oleh: Raja Cahaya Padahal baru kemarin air panas ditungkan ke dalam poci Kini, poci telah menjadi debu Air panas pun bingung harus kemana Siapa yang bakal mewadahi lagi? Tanah kini prihatin pada air panas Tanah pun memeluknya Panas pun menjadi dingin

Perempuan-perempuan yang Kucintai

Oleh: Raja Cahaya Kutemukan mutiara berserakan di jalanan Ingin sekali ku ais satu persatu Namun ketika mutiara itu didekati, Mereka tiba-tiba berubah menjadi daging Apakah mereka berkamuflase? Mungkinkah mereka hanya fatamorgana? Atau barangkali mereka meniru duri bunga mawar? Kusadari, aku hanya bisa bermukim di atas pandang Bersimpuh di atas tatap Terkulai lemah di atas sorot Selusup datang simfoni asing Membisiki rahasia semesta, yang pernah menipu iblis "Sentuhan adalah penyakit"