Posts

Showing posts from December, 2018

Setelah Membaca Sisi Manusiawi Iqbal

Oleh: Raja Cahaya Siapa yang tak tahu Muhammad Iqbal? Banyak orang saya kira tahu akan dirinya. Di tengah banyaknya pikiran yang ia telurka, ada satu pemikiran Iqbal yang sangat menggugah saya, yakni konsepnya tentang ego. Konsep ego ini ia pertentangkan dengan panteisme yang dianut oleh beberapa pemikir Islam, terkhusus yang dianut oleh beberapa sufi dunia tasawuf. Jika panteisme mereduksi ego-pribadi kepada Ego Tuhan, Iqbal justru menegaskan ego pribadi itu sendiri. Di hadapan Tuhan, kita bukannya harus menundukan ego atau kedirian kita, justru sebaliknya ego kita harus ditegaskan. Iqbal tentu sangat beralasan ketika menyodorkan konsep ini. Baginya, alasan mengapa umat Islam terpuruk--terkhusus pada zaman ketika Iqbal hidup, karena umat Islam kehilangan ego-pribadi. Ego itu tentu berkaitan dengan dorongan mencipta, kreasi, dan inovasi. Dan daya-daya itu merupakan usaha manusia untuk meniru Tuhan. Konsep mengenai diri ini, banyak terpapar di berbagai buku yang ia tulis, misalnya di ...

Setelah Membaca Roger Simon, Gagasan-Gagasan Politik Gramsci

Oleh: Raja Cahaya Kemarin saya baru saja menyelesaikan buku Roger Simon, Gagasan-Gagasan Politik Gramsci. Saya sendiri sebenarnya bukan orang yang fokus pada kajian Marxisme, tapi entah mengapa saat saya bertemu pertama kali dengan buku itu, saya tiba-tiba ingin membelinya. Tapi, buku itu tak langsung saya baca, mungkin sekitar 1-2 tahun kemudian, barulah saya membuka buku itu, dan berniat untuk menyelesaikannya. Alasan saya untuk menyelesaikan buku itu sederhana sebenarnya: saya kasihan terhadap buku itu, ia belum pernah disentuh lagi setelah beberapa tahun. Saya mengetahui Gramsci pertama kali, dari kakak kelas saya di kampus. Dan konsep yang saya kenali pertama kali adalah: hegemoni. Saya begitu terkesan mendengar kata itu, karena saya langsung ingat tentang strategi politik. Meskipun kakak kelas saya tidak membahas konsep hegemoni dengan dalam karena keterbatasan waktu. Setelah itu, saya pun bertemu Gramsci di buku Romo Franz Magnis Suseno, Dalam Bayang-Bayang Lenin. Yang sekaran...

Setelah Membaca Lukisan Dorian Gray

Oleh: Raja Cahaya Kemarin saya baru menyelesaikan novel Lukisan Dorian Gray karya Oscar Wilde. Jujur, novel itu begitu menawan, apalagi bagi para penggemar cerita tragis seperti saya. Saking menawannya novel itu, saya jadi ingin menuliskan ulasannya di sini. Ya, setelah sekian lama tidak menulis apapun di facebook, akhirnya saya jadi terdorong menulis karena novel itu. Jadi inilah: • Wilde bercerita tentang seorang pria muda bernama Dorian Gray. Ia digambarkan memiliki paras yang sangat rupawan. Namun, ia mulanya tak begitu menyadari ketampanannya itu, sampai suatu ketika ia dilukis oleh seorang sahabatnya yang bernama Basil Hallward. Ketika ia melihat potret lukisan dirinya, Dorian pun terpesona oleh wajahnya sendiri. Lalu ditambah oleh pendapat-pendapat dari Lord Henry--sang sahabatnya yang lain--yang memuji dirinya sekaligus bilang bahwa ketampanan fisik merupakan anugrah yang tak boleh disia-siakan, maka makin gila lah Dorian atas ketampanan dirinya. Ia pun berdoa agar keta...