Posts

Showing posts from July, 2017

Fragmen #4 Tentang Kejeniusan

Image
Gambar diambil dari: https://www.irishtimes.com/culture/how-friedrich-nietzsche-helps-to-explain-brexit-1.2885320 Orang-orang sepertiku sepertinya tak cocok bergumul dengan orang awam, mengapa? Karena banyak orang yang tak menyukai kejeniusanku dalam berpendapat dan berpikir. Hal tersebut terbukti, ketika aku berpendapat secara berbeda tentang suatu hal, orang awam langsung bereaksi secara emosionil, bahkan tak jarang mengancam diriku; entah ancaman fisik atau simbolik. Maka dari itu sedari awal aku lahir, aku 'bukanlah' bagian dari orang awam, tapi aku jenius.  Aku pun sadar, bukan hanya aku yang jenius, tapi di antara orang yang kukenal pun, sebagian di antara mereka juga jenius. Dan mereka pun tak layak dan cocok untuk 'hidup' dengan orang awam; maksudku, ya, pikiran mereka terlampaui jenius sehingga sulit dipahami oleh orang awam.  Dengan ini, aku menyatakan bahwa aku akan berbicara tentang hal-hal receh saja, karena pikiran jenius tak cocok bagi awam; ...

Fragmen #3 Dialog dan Anti-dialog

Image
Gambar diambil dari: https://neuroecology.wordpress.com/category/paper-roundups/ Siapa yang dapat mengira bahwa hantaman batin dapat melahirkan pemikiran yang jenius? Ya aku tak mengira hal itu dapat terjadi, namun itu terjadi padaku. Setelah mengalami hantaman batin yang cukup serius dan hebat. Pertentangan itu terjadi setelah aku kembali merefleksikan pemikiran Freire dan Nietzsche, lalu beberapa filsuf lainnya. Lalu pikiranku tiba-tiba melahirkan berbagai ide yang cukup bagus untuk direnungi; direnungi oleh diriku sendiri tentunya. Tapi sebelumnya aku menghimbau bahwa tulisan ini tidak ditujukan bagi mereka yang tak bisa memahamiku, karena aku memang sulit dipahami. Pikiranku terlampaui sulit dipahami oleh mereka yang tak mengenal diriku. Mungkin pikiranku terlalu hebat. Tapi, aku percaya bahwa pikiranku ini pernah, atau mungkin sekali dipahami. Hanya saja, aku yakin bahwa pemahaman atas pikiranku hanya sebatas pengertian yang terbatas, tak utuh dan kurang benar (jika...

Fragmen #2 Tentang Kesepian

Image
Gambar diambil dari: https://akiiraii.deviantart.com/art/Goblin-The-Lonely-and-Great-God-661208072 Pernah, waktu aku berumur 8 atau 9 tahun, aku tiba-tiba menangis di hadapan orang tuaku. Padahal tak ada sebab eksternal yang memungkinkan aku menangis pada saat itu.  Sebab yang muncul berasal dari diriku sendiri. Waktu itu aku merasa bahwa orang lain akan meninggalkanku, termasuk orang tuaku. Aku pikir waktu itu, akan datang suatu saat di mana orang-orang yang kukenal akan meninggalkanku begitu saja. Tiba-tiba aku menangis karena memikirkan hal itu, padahal kenyataan pada saat itu sama sekali berbeda dengan apa yang aku pikirkan. Maksudku, aku tidak ditinggalkan sama sekali oleh siapapun waktu itu. Lalu, aku juga pernah menangis karena alasan sederhana, yakni karena tetangga rumahku akan pindah rumah. Padahal temanku hanya mengatakan 'rencana' saja, dalam artian ia belum benar-benar pindah (meskipun akhirnya toh ia pindah juga). Waktu itu aku merasakan kondisi kese...

Fragmen #1 Tentang Pesimisme Terhadap Orang-Lain

Image
Sudah kubilang pergulatan batin kerap kali menghasilkan suatu pemikiran. Sekarang aku akan mencoba menjabarkan kegelisahanku sendiri, dengan mencoba memberi jarak terhadap apa yang aku rasakan, sekaligus mengalaminya kembali. Jadi akan terjadi proses memberi jarak dan mengalami secara dialektis. Aku memperlajari suatu hal, bahwa kita sebagai manusia tak bisa menggantungkan begitu saja harapan kita terhadap manusia lainnya. Maksudku, menggantungkan sepenuhnya. Itu tak mungkin, karena apa, orang lain yang digantungkan tidak akan selalu menghayati pengalaman menggantungkan yang sama dengan diri kita.  Terdapat orang yang aku temui dan aku menggantungkan diri kepadanya, syahdan memang orang itu pun sama menggantungkan dirinya, tapi ketika terjadi mengalami kondisi terpuruk, entah apa dan bagaimana seolah-olah penggantungan itu sirna. Memang, yang namanya manusia, memiliki kondisi perasaan yang selalu saja berubah-ubah tanpa disadari. Ini memang wajar, hanya saja, bagiku adalah ...