Fragmen #7 Harapan dan do'a untuk Sang Sahabat

Entah harapan apa yang mesti ditujukan kepadamu, karena aku juga bingung, karena diriku sendiri hidup tanpa harapan. Mungkin, sebabnya terletak pada cara pandangku terhadap dunia yang begitu pesimis. Sungguh, aku tak berbohong. Tapi, terlepas dari itu semua, aku mencoba untuk membuat suatu harapan, setidaknya orang lain pantas dan layak mendapatkannya.
Harapan dariku, sebagai manusia yang 'cukup' pesimis ialah, bahwa kau tak boleh hidup sepertiku, yang selalu dirundung kegelisahan dan kegetiran. Karena, kondisi itu sangat menjemukkan, jika kau tak tahan mungkin akan berujung kepada bunuh diri. Namun, aku yakin, kau bukan orang yang seperti itu; (tolong yakinkanlah diriku bahwa kau tidak demikian!).
Gambar diambil dari: https://sakimichan.deviantart.com/art/My-Best-Friend-Griff-294371548

Semoga kau tetap bisa--senantiasa--bersedia untuk mengarungi dunia yang berdarah nan gelap ini, dengan daya dan kehendak yang ascenden (menaik), bukan dengan dekadensi. 
Semoga kau bisa pergi dari banalitas kehidupan ini, bagaimana caranya aku tak peduli, yang penting kau bisa lepas dari itu. Ingat, bahwa dunia ini absurd, dan hanya sedikit orang yang menyadari hal tersebut, karena absurditas dunia seringkali ditutupi dengan 'keyakinan' kosong, dan pegangan palsu bak narkose yang menghipnosis sang pemakai; yang hanya memberi ilusi yang menipu dan juga bersifat temporal.
Kau bisa kawan, mengarungi dunia yang menyeramkan ini, dengan segala daya dan upayamu. Semoga kau tetap selalu optimis memandang dunia, yang mana tak seperti diriku.
Aku tak memberi harapan spesifik bahwa kau menjadi apa. Tidak. Tapi, harapanku bersifat general, yang multitafsir sekaligus enigmatik. Mengapa? Karena aku tak mau kau 'tunduk' di hadapan harapanku ini. Kau memiliki gaya dan mode sendiri, yang jelas aku tak tahu seperti apa. Harapan yang aku berikan hanyalah benih, yang mungkin, mampu membangkitkan potensi dalam dirimu.
Akhir kata, semoga kau tidak benar-benar mengamini apa yang aku katakan ini, semoga kau tak benar-benar menyetujui! Pergilah! Hadapkan wajahmu ke depan. Karena kau memiliki keyakinanmu sendiri, jangan pernah jadi pengikutku: dengan cara menyetujui pendapat dan ocehanku yang tak berguna ini. Kau memiliki jati diri yang berharga, kau memiliki kehendak yang hebat, pergilah! Jelajahi apa yang tak pernah kau jamah. Jamahilah apa yang tak pernah kau jelajahi.
Sekian! Tabik!
9 Agustus 2017

Comments

Popular posts from this blog

Berserk, Shingeki No Kyojin dan Kerancuan Agama

Fragmen #3 Dialog dan Anti-dialog

Review Buku: Filsafat Wujud Mulla Sadra