Fragmen #20 Sunyi

Selongsong sunyi telah meletus. Laras sepi telah membludak. Granat keheningan membuncah. Perang yang bisu telah dimulai. Tak ada pertolongan, yang ada hanya uluran tangan kepedihan.
Hanya ada sayatan kemelaratan dan luka.
Kini hanya ada nanah dan darah. Harum busuk kekalahan menyebar ke seluruh sudut-sudut hati yang kesepian.
Apa artinya homo socius, jika manusia-manusia dibiarkan sendirian?
Gemerincing lonceng kematian mulai terdengar. Air mata mulai menuruni pipi. Terus mengalir, tak pernah berhenti. Sang waktu pun bungkam, enggan bersaksi atas kesengsaraan manusia.

1 Oktober 2017

Comments

Popular posts from this blog

Berserk, Shingeki No Kyojin dan Kerancuan Agama

Fragmen #3 Dialog dan Anti-dialog

Review Buku: Filsafat Wujud Mulla Sadra