Fragmen #24 Cara Menjadi Sukses

Kesuksesan ialah ketika kita menyadari bahwa dunia ini tidak baik-baik saja, sekaligus baik-baik saja. Ya, benar, dunia ini, tempat di mana kita hidup. Tempat di mana kita lahir lalu mati secara sia-sia. Dunia ini tidak baik kawan, tidak, sama sekali tidak. Pembunuhan di mana-mana, perampokan di mana-mana, keputusa asaan di mana-mana. Kita menemukan orang yang mati kelaparan di suatu tempat. Kita menemukan orang yang menjerit kesakitan karena disiksa.
Kau tahu kawan, di sebrang dunia sana, terdapat perempuan yang berteriak-teriak. Ia meneriaki kekejaman yang dilakukan tetangganya. Ia meronta dan memukul tetangganya. Ternyata tetangganya sedang menyayat telinga ibu si perempuan yang berteriak. Sedangkan si perempuan ini terikat di tiang yang ada di tengah rumahnya. Sukses adalah menyadari bahwa kejadian ini sedang terjadi, atau pernah terjadi.
Ada seorang laki-laki yang sedang merayap di atas tanah kering. Ia merayap bagaikan cacing. Ternyata ia begitu kelaparan, tapi ia tak bisa makan. Karena tak ada yang bisa dimakan kecuali tai sapi, atau tainya sendiri. Tapi, ia juga haus. Tapi ia tak bisa minum. Air telah tiada. Matahari dengan jahatnya menyorot air-air yang tergenang sehingga ia menjadi kering. Sang matahari tak menyisakan barang sedikit pun air bagi si pria. Tumbuh-tumbuhan telah mati, karena ia kehabisan air. Tanah-tanah pun pecah-pecah, bagaikan pecahan-pecahan yang ada di kaki. Laki-laki yang merayap ini pun sebenarnya, tak tahu akan kemana. Ia pun sebenarnya bingung, namun ia meneruskan perjalanannya. Padahal ia tahu bahwa air dan makanan sudah tidak ada lagi. Ya, dia tinggal menunggu mati mendatangi. Kawan-kawan, sukses adalah sadar bahwa kejadian ini memang betul dialami oleh si laki-laki.
Tahukah kawan di sebrang sana, terdapat perempuan yang hamil besar. Jika dihitung, ia sebentar lagi akan melahirkan. Barangkali, tinggal menunggu hari. Tapi, suatu ketika kebahagiaan yang akan ia dapat pun sirna, ketika perutnya dipukul dengan keras oleh suaminya. Entah, apa yang menyebabkan sang suami memukul perempuan hamil ini. Tak ada yang tahu, tapi konon ia sedang berada di bawah efek minuman keras. Si perempuan pun terpaksa merelakan anaknya. Tapi, tapi... tahukah kawan, si perempuan malah tertawa dengan kondisinya. Mungkin kita akan aneh dengan kondisi perempuan ini. Ya kita mungkin akan menyangka bahwa ia sudah gila, karena kelahiran sang anak adalah suatu hal yang ditunggu-tunggu, dan kehilangan sang buah hati adalah petaka dan kemalangan terbesar. Mungkin dan bisa jadi, si perempuan memang sudah gila, atau justru kita yang sudah gila. Nah, kawan-kawan sukses adalah kita menyadari bahwa kita telah gila, karena menyadari bahwa si perempuan gila.
Kawanku yang baik hati. Di suatu pedesaan, ada petani yang tergeletak di atas tanah yang baru saja ia garap pagi hari. Ia tergeletak tak berdaya, lengannya begitu lemas, kakinya begitu lemas, kepalanya menghadap ke samping. Ternyata kawan, ia tak lagi bernafas. Pagi tadi, ternyata ada yang melihat bahwa petani ini baru saja mengonsumsi narkoba, lalu ia pun menenggak pestisida. Entah apa yang menyebabkan ia melakukan itu. Tapi, ya sudahlah untuk apa dia hidup. Toh jika ia hidup pun, tanahnya akan dirampas oleh si orang kaya yang sukses. Kata orang, si orang kaya sukses ini tiba beberapa jam setelah si petani tewas Konon, kekayaan yang akan ia raup dari rencana hasil perebutan tanah milik petani ini, akan dijadikan modal untuk membahagiakan orang tuanya. Bukankah, itu adalah perbuatan yang mulia kawan? Nah, orang sukses adalah orang yang menyadari bahwa si petani akan bahagia di alam sana.
Sayangku, oh kawanku, ada gerombolan orang yang mengganggu di luar sana. Katanya, mereka ini ingin membela hak-hak rakyat yang ditindas. Bukankah ini begitu mencurigakan? Jangan-jangan mereka ini memiliki kepentingan, entah kepentingan mereka itu apa, tapi tetap mereka patut untuk dicurigai. Tapi, kawanku, kita sebagai orang baik tak boleh berkata demikian, kita mesti sadar bahwa kita wajib untuk berpikir positif. Jangan-jangan. Nah, orang sukses adalah orang yang berpikir negatif terhadap orang-orang ini.

26 Oktober 2017

Comments

Popular posts from this blog

Berserk, Shingeki No Kyojin dan Kerancuan Agama

Fragmen #3 Dialog dan Anti-dialog

Review Buku: Filsafat Wujud Mulla Sadra