Fragmen #42 Engkau
Waktu pun berhenti,
Segalanya berhenti,
Air-air hujan yang asyik terjun pun berhenti di tengah kejatuhannya,
Desir angin pun sontak berhenti,
Kecuali cahaya,
Cahaya masih bergerak,
Membiarkan diri mengada dan bergerak dalam proses,
Karena cahaya membiarkanku melihatmu,
Parasmu masih paras keabadian,
Membuat raja-raja berdecak kagum,
Mengilhami para penyair,
Mencerahkan orang-orang kafir,
Tatapan matamu selembut sutra,
Sutra yang tak pernah dijahit ulat,
Tapi sutra yang ditenun oleh tangan-tangan malaikat,
Tenunan yang tak akan pernah mampu ditiru oleh Jenius manapun,
Kemisteriusan itu masih membalut tubuhmu,
Kerahasiaan eksotik itu masih memoles jiwamu,
Kristal yang berwana hitam itu masih bermukim dimatamu,
Semburat senja masih dipelupuk matamu,
18 Desember 2017
Comments
Post a Comment