Setelah itu...
Setelah itu... Ternyata semuanya belum selesai, keresahan masih hinggap di pikiranku. Mungkin aku salah karena menulis tulisan ini padamu, namun aku pun merasa bahwa aku harus menulis sesuatu, meskipun aku tidak tahu mengapa 'harus'. Tapi, baiklah aku akan coba menceritakan sesuatu. Sebenarnya setelah tulisan terakhir yang sempat aku kirimkan padamu, sampai saat ini aku merasa masih ada lubang atau mungkin celah yang masih bermukim di jeluk pikiranku. Seolah-olah ada semacam dorongan yang mengharuskanku untuk menyelesaikan sesuatu. Meskipun aku pun tak tahu, apa yang mesti aku selesaikan. Kesalahan yang pernah kulakukan menyisakan memori, ingatan dan jejak. Ketiga hal itu, hari ini, detik ini, selalu menggedor kepala meminta tanggung jawab, tapi hal-hal yang menghantui itu tak memberi petunjuk apa pun tentang hal yang mesti dilakukan. Mungkin aku terlampau dungu untuk menerjemahkan dan menerka pinta dari intuisi-pertanggungjawaban itu. Atau ia sengaja memberi simbol tanpa art...