Posts

Showing posts from January, 2019

Setelah itu...

Setelah itu... Ternyata semuanya belum selesai, keresahan masih hinggap di pikiranku. Mungkin aku salah karena menulis tulisan ini padamu, namun aku pun merasa bahwa aku harus menulis sesuatu, meskipun aku tidak tahu mengapa 'harus'. Tapi, baiklah aku akan coba menceritakan sesuatu. Sebenarnya setelah tulisan terakhir yang sempat aku kirimkan padamu, sampai saat ini aku merasa masih ada lubang atau mungkin celah yang masih bermukim di jeluk pikiranku. Seolah-olah ada semacam dorongan yang mengharuskanku untuk menyelesaikan sesuatu. Meskipun aku pun tak tahu, apa yang mesti aku selesaikan. Kesalahan yang pernah kulakukan menyisakan memori, ingatan dan jejak. Ketiga hal itu, hari ini, detik ini, selalu menggedor kepala meminta tanggung jawab, tapi hal-hal yang menghantui itu tak memberi petunjuk apa pun tentang hal yang mesti dilakukan. Mungkin aku terlampau dungu untuk menerjemahkan dan menerka pinta dari intuisi-pertanggungjawaban itu. Atau ia sengaja memberi simbol tanpa art...

Pidato Sang Nabi

Oleh: Raja Cahaya Tolong beri aku kesempatan untuk berkhotbah di sini. Untuk menyampaikan risalah dan wahyu tentang kabar baik bagi kalian. Jika para nabi hadir di dunia untuk menyampaikan kabar gembira dan buruk untuk orang-orang yang beriman, aku di sini akan menyebarkan pesan yang baik saja, pesan yang berfaedah, pesan yang layak dimaknai.  Sungguh berdosalah orang yang menganggap bahwa dunia ini tidak baik-baik saja. Sungguh kafirlah seorang manusia, yang yakin bahwa penindasan ada di mana-mana. Tidak kawan, penindasan tak pernah terjadi, kebiadaban tak pernah hadir, kerakusan disertai dengan nafsu rendah tak pernah dilahirkan. Semua kekejian dan kemalangan yang menimpa manusia, hanyalah paranoia akut dari orang-orang yang bermental cacat. Tanya saja, setiap mahluk yang diciptakan iblis itu. Coba, tanya satu persatu. Mereka pasti akan menjawab: “inilah surga dunia, inilah surga yang diceritakan oleh malaikat-malaikat itu, lihat sungai-sungai susu itu mengalir di m...

Orang-orang Tolol

Begitulah, menurutku terlalu banyak orang tolol yang bertebaran di dunia ini, yang sama sekali tak bisa mengendalikan emosinya. Orang-orang yang tunduk pada gejala psikologis yang sebenarnya hanya remah tai. Aku kasihan sebenarnya melihat orang-orang itu, yang sama sekali tak bisa menjadi tuan atas dirinya. Budak-budak itu, haduh, bagaimana aku mengatakannya ya, terlalu dungu! Mereka seolah bangga, bisa menunjukkan emosinya, begitu juga merasa digdaya. Padahal, mereka hanya menampakkan ketololan saja, kebodohan belaka. Ah tapi mana mereka ngerti petuah-petuah bijak. Sebenarnya aku bisa membunuh mereka satu persatu, tapi jika aku melakukan itu, maka aku tak berbeda dengan mereka. Sehingga satu-satunya jalan yang bisa kulakukan adalah, mengontrol diri, mirip dengan apa yang pernah dilakukan oleh golongan aristokrat Athena pada zaman dahulu. Cuma memang, apa yang kulakukan ini cukup sulit. Dan bagiku, tak mungkin dilakukan orang goblok . Orang goblok itu mirip keledai, mereka hanya tah...

Kosong

Oleh: Raja Cahaya Setidaknya ruh itu harus ada Aku memang bilang "harus", karena tubuhmu itu bau bangkai Sungguh menyengat... Kau hanya tau citra untuk tubuhmu, Tapi tubuhmu tak bagus-bagus juga, Kau tak sedang berusaha meraih rona tubuhmu yang cantik, tapi kau malah asyik melumpuri tubuhmu Tak ada wewangian, hanya bau Bau busuk, tapi kau malah menyalahkanku Kau bilang, aku terlalu menunut, aku tidak peka Astaga, kau jarang membawa cermin ternyata... Tolong lihat dirimu sendiri, Kau tak memiliki ruh! Duduklah kemari, aku akan pukul wajah pucatmu itu Agar kau bisa mengerti, bahwa tak ada apa-apa di baliknya, selain udara dan ruang hampa Nanti setelah kuhantam, aku yakin hanya akan ada ceceran dan kepingan abu 28 Januari 2019

Surat Pengakuan Dosa

Untuk: Perempuan Fantasiku “Kesunyian adalah teman yang paling setia” Uchaep Armstrong Sebenarnya sudah cukup lama aku ingin menulis ini, hanya saja, aku belum menemukan waktu yang tepat. Kamu benar, jika kamu mengira bahwa patokan ketepatan momen itu berasal dari subjektifitasku. Tapi aku benar-benar ingin menulis ini dari dulu, khusus untukmu. Tapi, sebenarnya aku pun terlampau bingung, mengenai apa yang mesti aku tulis, karena sangat banyak yang ingin aku ungkapkan. Tapi bukan berarti juga, kebingungan itu lantas membuatku tak menulis apapun untukmu, karena aku benar-benar berkewajiban untuk mengirim surat ini untukmu. Aku benar-benar merasa bersalah atas semua yang pernah terjadi. Rasa bersalah ini benar-benar menghantuiku. Aku sadar, aku salah memahamimu. Aku selama ini mengira bahwa aku telah terlotak. Mungkin, ini hanya ketakutan-ketakutanku saja, atau barangkali cuma ilusi belaka. Atau barangkali ini hanya bentuk kecerobohanku dalam membaca situasi? Dari semua an...