Kematian Yang Mulia

Oleh: Raja Cahaya

Demikianlah, pengetahuan-pengetahuan itu kini--yang berlimpah ruah itu--hanya menjadi riasan wajah terapuh.
Hanya menjadi berhala-berhala yang dahulu pernah dihantam palu godam Ibrahim.

Sayangnya retakan dari topeng-topeng pengetahuan itu tak terdengar oleh si penari.
Mereka terlalu pongah;
Sibuk menampakkan topeng paling ideal yang mereka punya.
Padahal di balik topeng itu hanya ada keloyoan dan kerentanan.
Wajah yang riil itu hanyalah lempung yang amorf!

Tak perlu ada ratapan
Tak perlu ada kasihani
Tak perlu ada iba
Karena tak ada lagi yang bisa dilakukan lagi...
Kecuali menatap calon fosil yang sedang menari-nari,
Mendengerakan derak detik-detik kejatuhan dari sang "adiluhung"

16 Juli 2019

Comments

Popular posts from this blog

Berserk, Shingeki No Kyojin dan Kerancuan Agama

Fragmen #3 Dialog dan Anti-dialog

Review Buku: Filsafat Wujud Mulla Sadra