Ringkihan Peradaban

Aku pikir kita mesti mempertimbangkan efek-efek dari popular culture.
Di mana anak muda, mulai memuja kemalasan, sinisme tak karuan, dan kedangkalan-kedangkalan lainnya.
Di mana anak muda mulai enggan untuk dikritik secara diskursif, jatuh dalam banalitas.
Di mana kritik hanya direspon dengan: "tinggal unfollow aja"
Menjamurnya narsisisme! Pemujaan atas diri yang berlebih.
Vulgaritas dan segala yang dulu dianggap rendah kini dijadikan kebanggaan. Kemalasan, kendangkalan berpikir, sensualitas yang buruk, dan segala rupa nir-talenta menjadi semacam pajangan "keadiluhungan", "kebanggaan estetis", pujaan, dan berhala baru.
Kemendayuan, kelemahan, keloyoan gairah hidup, cinta-cinta nihilistik, menjadi ganja masa kini.
Menjadi tren yang wajib disembah.
Menjadi karikatur spiritual yang mesti ditiru polanya.
Berhala baru itu seolah menitah: tampilkanlah segala narsisismemu, semakin kau tampil buruk, rendah, dan dangkal, maka kau akan tampil laiknya bintang, superstar, hero.
Semakin kau nampak gila, maka tinggilah harkatmu.
Semakin kau menampilkan kedunguan, kevulgaran, maka semakin mulialah dirimu.

Padahal di balik itu, hanya ada virus dan penyakit

Comments

Popular posts from this blog

Berserk, Shingeki No Kyojin dan Kerancuan Agama

Fragmen #3 Dialog dan Anti-dialog

Review Buku: Filsafat Wujud Mulla Sadra