Posts

Showing posts from September, 2015

Refleksi keberagamaan part 3

Image
"2 petani di Lumajang diculik, 1 ditemukan tewas dgn tangan terikat, 1 lagi kritis, dirawat di RS. Mereka adl petani yg lahannya dirampas perusahaan tambang" Itulah postingan yang di Upload oleh rekan saya, 15 jam yang lalu (dari hari ini, 28 September 2015, pukul 10.48) panggil saja Yoga. Sungguh miris sebetulnya, dan benar-benar sangat menggetarkan hari penulis ketika membaca perkata dari tulisan Yoga. Begitu sadisnya para pelaku yang membrangus para petani yang sedang memperjuangkan haknya. Jika kita pakai refleksi kita di beberapa part sebelumnya. Sungguh, spirit pembebasan sangat kentara menyelimuti para petani itu. Hanya saja permasalahan kita sekarang adalah, bagaimana merespon kasus tersebut. Sepekan ini, terhitung dari tanggal yang telah disebutkan sebelumnya, sedang ramai membicarakan tragedi Mina, dengan beragam gosip yang sangat memecah belah, antara lain: banyak yang mengaitkan masalah ini dengan sekte, semacam Sunni dan Syia'h, serta mempermasalahkan ha...

Refleksi keberagamaan part 2

Image
Kita lanjut permasalahan kita di awal. Kita baru saja membahas mengenai permasalahan iman dan ritus. Dan kita sampai kepada permasalahan: Rasul membawa risalah tauhid ke Makkah. Pertnyanyaannya mengapa? mengapa ketika Makkah dilanda krisis, misalnya moral, Rasul 'hanya membawa pesan Ketunggalan Tuhan? sebenarnya pertanyaan ini sudah dijawab secara implisit di dalam part 1. Bahwa tauhid, yang mengandung pesan iman kepada Tuhan. Merupakan spirit pembebasan. Hal ini nampak ketika, dengan pesan syahadat, manusia menjadi dilarang untuk meninggikan 'kedudukan' (kultus) sesamanya. Karena dimata Tuhan, manusia itu sama. Kembali kepada konteks, Rasul sebenarnya hendak mencabut akar permasalahan yang ada pada saat itu. Karena persoalannya bisa saja Rasul cukup untuk memberantas para penindas. Tapi persoalannya tidak sampai disitu. Rasul,  sebenarnya dengan membawa pesan syahadat, memiliki maksud membangkitkan kesadaran, kesadaran apa? yaitu kebebasan manusia (kemerdekaan). Coba ...

Refleksi keberagamaan part 1

Image
Sebenarnya apa itu fungsi agama? terkhusus ritus-ritus yang senantiasa penulis laksanakan tiap waktu. Pertanyaan ini yang senantiasa berdengung didalam sanubari akalku. Mengapa? bagi penulis pertanyaan ini begitu penting. Penting, karena mungkin penulis dilahirkan dalam rahim lingkungan yang agamis, sekaligus dididik dalam lingkungan yang agamis pula. Mungkin hal itulah yang menyebabkan pertnnyaan ini begitu penting. Terlepas dari itu, penulis mencoba untuk mencari jawaban ini dengan keras, tanpa ada motivasi apapun. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? entah. Suatu saat, jawaban ini akhirnya terjawab. Jawaban ini didapatkan atas hasil bincang-bincang dengan seorang dosen di jurusan yang aku tempuh. Lantaran penulis adalah seorang yang malas menjawab, tapi sangat semangat untuj bertanya, maka ketika pertemuan penulis dengan dosen itu, penulis tak sia-siakan untuk langsung bertanya. Mungkin sebelumnya penulis harus ingatkan, bahwa bagi anda para pembaca yang mungkin akan membaca...

Tuhan dan simbol

Image
(Destruksi Metafisika Kehadiran) [...] Masalah bahasa ... yang membuat akidah dan teologi jadi problematis. Teologi selamanya terbatas—bahkan mencong. Jean-Luc Marion mengatakan teologi membuat penulisnya “munafik”. Sang penulis berlagak bicara tentang hal-hal yang suci, tetapi ia niscaya tak suci. Sang penulis bicara mau tak mau melampaui sarana dan kemampuannya. Maka, kata Marion, “kita harus mendapatkan pemaafan untuk tiap risalah dalam teologi”. Theisme cenderung tak mengacuhkan itu. Theisme umumnya berangkat dari asumsi bahwa dalam bahasa ada makna yang menetap karena sang signatum hadir dan terjangkau—asumsi “metafisika kehadiran”. Ini tampak ketika kita mengatakan “Tuhan yang Maha Esa”. Bukan saja di sana ada anggapan bahwa makna “Tuhan” sudah pasti. Juga kata esa menunjuk ke sesuatu yang dapat dihitung. Jika “tuhan” dapat dihitung, Ia praktis setaraf dengan benda. Ketika kita mengatakan “Tuhan itu Satu”, kita sebenarnya telah menyekutukan-Nya. [...] Dari: Goenawan Moham...

Rasionalisasi kecemburuan

Image
Oleh: Raja Cahaya Islam Cinta itu irrasional, tak dapat diukur. Problem yang kerapkali muncul dalam cinta adalah kecemburuan.Kecemburuan bisa diterjemahkan sebagai perasaan yang resah, dan merasa sesuatu yang dicintainya itu akan hilang atau lepas dari sang subjek pecinta (terlepas, apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Biasanya kecemburuan muncul karena akal tak bisa mengukur cinta. Maksudnya, akal tak bisa menilai apakah yang dicintainya itu berbalik mencintainya atau tidak sama sekali. Lalu apa yang terjadi? Penilaian pun lari kepada hal yang nampak. Dan penampakan yang muncul (setelah diindrai tentunya) dalam akal, dijadikan sebagai penilaian akhir sang subjek pencemburu. Jadi kecemburuan muncul, kadangkala, bukan dari ketakpercayaan. Tapi penilaian dari yang nampak. Diambil dari:  www.quora.com Mari kita perdalam lagi bagaimana ini terjadi. Sebagaimana disepakati,  akal tak mampu menjangkau wilayah cinta. Wilayah ini boleh dikata, sangat subjek...

Refleksi atas potensi daya-daya manusia

Image
Oleh: Raja Cahaya Islam Terinspirasi dari perkataan seorang sahabat, bahwa kebahagiaan lahir dalam hati. Mungkin hal ini benar adanya, karena sumber kebahagiaan memang muncul dari situ. Penulis pun merasakan hal itu, dan penulis tak akan menyangkalnya. Lalu pertanyaannya , bagaimana kebahagiaabbitu muncul? atau sederhananya, apa sebab dari kebahagiaan? Penulis menjadinteringat dengan beberapa filosof yang mengatakan bahwa mengetahui kebenaran adalah sumber kebahagiaan. Maksudnya pengetahuan. Mencari kebenaran adalah sumber kebahagiaan sekaligus kecemasan. Penulis sebut cemas, karena jika seseorang mulai menyadari eksistensinya maka ia akan cemas, atau dengan bahasa lain cemas mengindikasikan seseorang bereksistensi, begitu kata sang melankolis pengkritik Hegel, Kierkegaard. Mengapa begitu? karena tidak mungkin seseorang berekaistensi, yang berimplikasi kecemasan, tanpa 'mengetahui' eksistensi dirinya. Namun, mengapa harus cemas? barangkali yang dimaksud oleh Kierkegaard,...

Refleksi atas tekanan batin

Waktu itu, di sekretariat, sebagaimana biasanya penulis mengobrol dengan kawan kawan sepencerahan. Salah satu dari kami, mengangkat topik pembicaraan seorang tokoh. Yaitu, Muhammad Al-fayyadl dan Martin suryajaya. Namun, kita tak membincangkan masalah pemikiran kedua orang jenius itu, mungkin karena kami sudah cukup lelah menjalani aktifitas hari itu. Jadi kami hanya membincangkan sedikit mengenai biografi mereka. Kami setuju mereka berdua adalah orang yang sangat jenius, yang sangat pantas diacungi jempol. Pengetahuan mereka dalam kajian filsafafat tak usah ditanya lagi. Kami terkagum-kagum dengan kedua orang itu. Pembicaraan lalu mengerucut kepada Al-fayyadl. Salah satu dari kami pernah membaca biografinya di internet. Ia menjelaskan, bahwa Fayyadl ketika di bangku sekolah telah mampi membaca teks asli Ibn Sina, menginjak semester 2 di bangku kuliah, ia berhasil menyelesaikan buku mengenai Derrida, dengan referensi bahasa inggris yang banyak, disertai dengan pembahasan yang sanga...

Refleksi atas emosi dan akal

Image
Seringkali ketika menghadapi suatu masalah akal tiba-tiba mati bekerja. Kadang (seringkali) tak disadari, malah emosi yang maju ke garda depan untuk menyelesaikan masalah. Menurut penulis hal ini tak bisa dibiarkan, karena menimbang bahwa kita adalah manusia, dan ciri manusia adalah akal yang bekerja, bukan hawa nafsu (emosi). Penulis kira hal ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan akal menerjemahkan suatu masalah. Atau akal tak memiliki pengetahuan terhadap masalah yang sedang dihadapi, maka emosi maju sebagai penumpas. Jima begitu apa bedanya kita dsngan hewan, yang apabila terancam (menghadapi masalah), ia akan lari tunggang langgang atau, jika mampu, melawan dengan kekuatan yang ada, tanpa prediksi kematian atau kemenangan. Hal ini seringkali ditiru oleh manusia. Namun, bukan berarti hal ini diwajarkan, mengingat manusia pun termasuk hewan. Tapi ciri khas dari manusia itu yang patut dikedepankan. Kekurangan pengetahuan inilah yang menjebloskan manusia dalam penjara kehew...