Posts

Showing posts from August, 2017

Fragmen #14 Tentang Keyakinan

Image
Gambar diambil dari: http://www.belfasttelegraph.co.uk/news/world-news/in-pictures-hubble-shows-universe-in-beautiful-hidef-glory-28729329.html Sepertinya kau cukup sulit dihadapi. Tapi Aku yakin, harus yakin, dan senantiasa akan berusaha! Camkan itu wahai Namaka. Namaka, aku mulai menyukaimu, tapi kasih sayangku belum ku daratkan kepada dirimu. Tapi tenang, ia akan mendarat di dalam dirimu. *** Tapi sebentar, konon kau telah berpenghuni! Ah, aku agak pesimis jadinya. Tapi, aku masih yakin, entah kenapa. Apakah aku jahat? Aku tak mau menjawabnya. Biar waktu yang menjawab. Semoga berlanjut. Kau sulit ditebak Namaka. Itu membuatku sebal. Sekaligus penasaran. Sialan aku terombang-ambing.

Fragmen #13 Aku Menemukan: Yang Lain

Image
Gambar diambil dari: https://www.pinterest.com/explore/art-girl/ Setelah dirundung kesunyian selama beberapa hari (ya, hanya beberapa hari, dan aku bersyukur, bahkan sangat bersyukur atas hal tersebut). Akhirnya, ada seseorang. Seseorang yang kukira sangat menarik. Betapa tidak? Dia begitu ramah, terbuka dengan kehadiranku. Dengan kondisiku yang 'masih' tersakiti, tentunya aku tiba-tiba sensitif atas hal ini. Aku langsung mengira, bahwa suatu pintu yang lebar telah terbuka. Wahai pintu, janganlah kau tertutup, tolong bukalah terus pintu itu, jangan ada yang tertutup. Sejauh ini, kehadiran orang itu, cukup membuatku terhibur, cukup membuatku melupakan segala hal yang berkaitan dengan masa lalu. Mungkin lebih tepat menyebutnya, masa lalu yang kelam, sangat kelam sampai-sampai begitu gelap, sehingga menutup secercah cahaya, bahkan secuilpun. Sungguh, aku benar-benar terhibur olehnya. Aku harap kau tetap ada, senantiasa ada, selalu ada. Jangan sampai kau seperti masa lalu, ...

Fragmen #12 Sunyi, dan Mengapa ia Datang

Image
Gambar diambil dari: http://www.ebsqart.com/Art-Galleries/Abstract-Representational/51/The-Echoes-of-Silence/672858/ Kesunyian kembali berkecamuk ke dalam diriku. Orang yang selama ini aku tunggu dan dinanti telah hilang, entah kemana aku tak pernah tahu. Mungkin ia telah terjatuh dalam jurang abyssal, dan barangkali tak akan pernah kembali lagi. Kesunyian, hari demi-demi hari menggerogoti diriku, sampai aku benar-benar kepayahan. Benar-benar kepayahan. Sepi. Itulah kata yang selalu menyelimutiku dari hari ke hari, dari jam ke jam, dari detik ke detik. Ah, sungguh sepi benar-benar menyiksaku, benar-benar membuatku tak tahan. Aku butuh pertolongan. Aku butuh uluran tangan. Aku butuh orang yang iba, yang simpati, yang empati. Ah, sungguh dunia ini begitu kejam terhadap diriku. Aku benar-benar mengutuk engkau wahai dunia! Kau telah membuatku merasa frustasi, depresi yang tak dinyana.  Jujur, aku cukup keras kepala terhadap ketak jelasan, kemisteriusan, ketersembunyian...

Fragmen #10 Semua Hanyalah Kepalsuan

Image
Gambar diambil dari: https://lauraypablo.deviantart.com/art/Falsehood-639503431 Jujur, apa yang pernah, sedang dan akan kulakukan hanyalah kepalsuan. Keberanian yang aku tunjukan, ketegaran yang aku perlihatkan, semuanya hanyalah kepalsuan. Hanya topeng. Topeng-topeng ini aku pakai agar aku tak tampak sebagai pecundang. Agar aku tak tampak bagaikan penakut. Justru kenyataannya mungkin sebaliknya. Aku adalah pecundang terbesar. Aku hanyalah penakut yang tak berani melakukan apa pun. Ketika aku bilang bahwa aku mampu hidup sendirian, itu hanya omong kosong, itu hanya mimpi di siang bolong. Tak ada keberanian itu, itu semuanya hanya topeng. Topeng yang aku gunakan nyatanya memang cukup berguna, sampai akhirnya aku sadar, bahwa topeng itu akhirnya akan terbuka juga. Topeng itu akan luruh dimakan usia, akan habis ditelan waktu, akan hancur dibakar sang nasib. Topeng itu akan lepas, dan memperlihatkan semuanya. Jujur, aku hanya berani memperlihatkan topeng ini kepada orang-orang ...

Fragmen #9 Tentang Mengapa Aku Menulis

Image
Anne Frank pernah menulis di dalam buku hariannya, bahwa motivasinya menulis di dalam sebuah buku harian adalah bahwa ia tak memiliki teman. Aku paham, bahwa yang dimaksud dengan Anne Frank yang sebenarnya adalah, bahwa ia tak memiliki teman berbagi. Tak ada telinga yang bisa dipercaya untuk mendengar, atau bahkan tak ada telinga yang bersedia untuk mendengar. Mungkin begitu juga dengan diriku, meskipun tak selalu begitu. Maksudku, aku punya teman berbagi, dan bagiku ia adalah orang yang sangat spesial. Segala keresahan, kekhawatiran, keletihan, dan ketakberdayaanku segalanya aku bagi bersamanya. Dia mendengarkanku, dia memperhatikanku sedemikian rupa, sehingga aku merasa aman. Tapi, kenyataannya tidak selalu, terkhusus akhir-akhir ini. Aku tak paham mengapa ini bisa terjadi, aku juga tak mengerti bahkan secuilpun. Sebabnya, entah. Alasannya tak diketahui. Jujur, aku ingin sekali dia kembali mendengarkanku. Dan juga, aku ingin mendengarkannya. Membagi segala kebahagiaan dan kesedih...

Fragmen #8 Tentang Memahami Perempuan

Image
Gambar diambil dari: https://id.pinterest.com/marykate6404/fantasy-art-the-women-iii/?lp=true Temanku pernah bertanya, apa sih yang diinginkan perempuan? Pertanyaan itu sebenarnya muncul dari kegelisahan temanku, mengenai relasinya dengan perempaun. Ia gelisah karena tak memahami, dan juga tak tahu cara memahami perempuan. Konon, perempuan dimitoskan sebagai sosok yang, sebagaimana temanku katakan, sulit untuk dipahami, ia penuh dengan teka-teki dan misteri yang sulit untuk disibak dan disingkap. Ada sesuatu, yang menari-nari di dalam lubuk terdalam perempuan, yang mana tarian-tarian itu sulit untuk diikuti gerakannya, sulit dibaca gerakannya, sulit dihentikan gerakannya. Singkat kata, sang misterius itu bercokol di dalam diri perempuan. Atau mungkin, perempuan itu sang misteri itu sendiri! Entah lah mungkin itu cuma mitos, asumsi atau semacam hipotesa yang tak memiliki dasar yang objektif. Maksudku, perempuan yang sebenar-benarnya bukan seperti itu, mungkin saja seperti itu....

Fragmen #7 Harapan dan do'a untuk Sang Sahabat

Image
Entah harapan apa yang mesti ditujukan kepadamu, karena aku juga bingung, karena diriku sendiri hidup tanpa harapan. Mungkin, sebabnya terletak pada cara pandangku terhadap dunia yang begitu pesimis. Sungguh, aku tak berbohong. Tapi, terlepas dari itu semua, aku mencoba untuk membuat suatu harapan, setidaknya orang lain pantas dan layak mendapatkannya. Harapan dariku, sebagai manusia yang 'cukup' pesimis ialah, bahwa kau tak boleh hidup sepertiku, yang selalu dirundung kegelisahan dan kegetiran. Karena, kondisi itu sangat menjemukkan, jika kau tak tahan mungkin akan berujung kepada bunuh diri. Namun, aku yakin, kau bukan orang yang seperti itu; (tolong yakinkanlah diriku bahwa kau tidak demikian!). Gambar diambil dari: https://sakimichan.deviantart.com/art/My-Best-Friend-Griff-294371548 Semoga kau tetap bisa--senantiasa--bersedia untuk mengarungi dunia yang berdarah nan gelap ini, dengan daya dan kehendak yang ascenden (menaik), bukan dengan dekadensi.  Semoga kau...

Fragmen #6 Tentang Kejenuhan

Image
Gambar diambil dari: https://www.saatchiart.com/art/Drawing-A-Gold-and-Onyx-Earring/406110/1516831/view Hari ini aku merasakan kejenuhan yang luar biasa. Kejenuhan yang begitu mencekam. Jujur, aku ingin sekali lepas dari kejenuhan ini, karena aku begitu muak. Benar-benar sangat muak. Kejenuhan ini--aku yakin--bagiku berasal dari rutinitas yang aku jalani secara mekanik. Maksudku, setiap hari aku mesti melakukan aktifitas yang itu-itu saja, tak ada perubahan, tak ada inovasi. Aku lelah dengan aktivitas ini. Aku ingin lepas dari rutinitas ini. Oh, entahlah aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Aku bingung lantaran tak bisa lepas dari pola hidup ini. Mengapa? Setelah menyelesaikan studiku di Jurusan Filsafat, aku kebingungan akan melakukan aktifitas apa. Modal tak punya, keahlian praktis pun bisa dibilang kurang memadai. Oleh karenanya, cukup sulit bagiku untuk bisa survive  setelah lulus kuliah. Ditambah, aku belum mendapatkan ijazah kelulusanku. Ah, begitu suli...

Fragmen #5 Kemuakan

Image
Aku bingung! Ya, sungguh aku sangat bingung terhadap orang lain. Orang lain yang ada di sekitarku. Tidak semuanya, tapi beberapa atau mungkin sebagian. Aku bingung terhadap kehidupan yang mereka jalani, seolah mereka hidup santai-santai saja tanpa ada keresahan sedikit pun. Padahal, aku pikir hidup ini sungguh bermasalah, hidup ini mesti diresahi. Ah, aku bingung juga, mengapa dunia ini mesti meresahkan. Tapi, aku pikir yang resah hanya aku, bukan orang-orang yang ada disekitarku. Entah mengapa. *** Gambar diambil dari: http://www.imgrum.org/user/pennymanart/713474162/1033153729290898945_713474162 Tunggu, mungkin kalian belum tahu apa yang aku bicarakan. Maka mari ikuti alur ceritaku. Setiap hari aku menjalani rutinitas. Rutinitas yang terpola sedemikian rupa, yang mana aku belum pernah mengalami hari-hari ini sebelumnya. Ya, sebagai orang yang belum cukup dewasa berhadapan dengan waktu, atau dalam bahasa lain, sebagai orang yang kurang sadar akan kemewaktuannya,...