Fragmen #26 Mengejar Layla Bagian III
Aku melihatmu saat itu, tepat di sore hari yang cerah. Kau sedang berjalan bersama seseorang, bergandengan tangan, dengan khidmat mengobrol tentang suatu hal yang tak pernah aku tahu. Aku hanya dapat melihatmu dari jauh. Kau bergandengan tangan dengannya, melewati ruang dan waktu. Kau nampak riang, kau nampak bahagia. Desir angin tak mengganggu perjalananmu, tak pernah menginterupsi kesibukanmu dengannya. Aku hanya bisa melihatmu dari jauh, memerhatikan pipimu yang bulat berwarna sawo matang. Matamu bagaikan mata kijang, matamu begitu hitam legam, lenganmu nampak halus, laiknya kain sutra yang baru saja selesai dijahit. Sayang, aku belum pernah merasakan kelembutan itu, menyentuh surga perabaan, belum, aku belum pernah, tapi akankah? Kau masih berjalan di bawah sorot matahari jingga, yang malu-malu menampakan dirinya sepenuhnya. Sepertinya ia malu melihat kesempurnaanmu, ia tak percaya diri terhadap keindahanmu. Kau masih berjalan menembus masa lalu. Kau berjalan maju ...